UNIVERSITAS QUALITY MEMADUKAN JIWA PATRIOTISME KEPEMUDAAN MAHASISWA DALAM MEMBANGUN INDONESIA DI ERA 4.0

UNIVERSITAS QUALITY MEMADUKAN JIWA PATRIOTISME KEPEMUDAAN MAHASISWA DALAM MEMBANGUN INDONESIA DI ERA 4.0 Medan- Suasana ruangan begitu gembira ketika acara seminar dimulai dengan candaan yang memecahkan kekakuan antara pembicara dengan pendengar. Dr. Badikenta Sitepu, SE., M.Si dari kantor DPD RI dengan bersemangat memotivasi mahasiswa Universitas Quality yang menghadiri acara dengan antusias. Wanita kelahiran 27 Juni 1975 itu sangat menginspirasi pendengar yang hampir seluruhnya terdiri dari mahasiswa Universitas Quality. Pemaparan tentang kondisi negara dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di level dunia memaksa pemuda hari ini tidak boleh diam berpangku tangan. Justru harus menyiapkan diri sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat di era 4.0. Wanita cantik selain berprofesi sebagai dosen pada jurusan Bisnis Administrasi di Universitas Indonesia juga berprofesi yang sama di Swiss German University. Pemaparannya yang mencengangkan mahasiswa manakala mereka diajak merenung bahwa sejak bangun tidur hingga tidur lagi, berapa banyak produk industri yang digunakan sehari-hari dan itu semua adalah produk luar negeri. Penggunaan HP dan sepeda motor. Contoh kasus penggunaan sepeda motor di Medan. Jika dianalogikan saja penduduk kota Medan lebih kurang 2 juta jiwa. Bila pemilik sepeda motor di Medan ada 300 ribu orang saja dapat dikalikan harga sepeda motornya 15 juta, maka sebenarnya kita telah mengirimkan uang sebesar sebesar 4,5 triliyun ke Jepang untuk mendapat sepeda motor. Menggunakan hampir total produk luar negeri, artinya kalau kita impor artinya kita telah membawa uang kita keluar. Kalau uang keluar lebih banyak dari uang yang masuk ke negara kita maknanya akan defisit. Bila defisit maka negara akan banyak hutang. Contoh lain adalah jumlah rata-rata pengakses internet di Indonesia sebesar 67,2 juta sementara android yang digunakan juga nukan buatan Indonesia. “Lalu kapan kita akan lepas dari belenggu, kalau kita terus memakai produk luar negeri?”, demikian tegasnya. Dalam penanaman nilai-nilai pada jiwa mahasiswa Universitas Quality, Direktur pada PT Agatha Putri Persada ini juga menguatkan bahwa, mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri yang kuat serta mulailah melakukan sesuatu yang kecil, dimulai dari diri sendiri dan dari hal-hal kecil. Dengan demikian akan dapat menumbuhkan keyakinan kuat untuk dapat menyumbangkan kreatifitas dalam rangka mengisi kemerdekaan bangsa serta meneruskan nilai-nilai perjuangan para pejuang. Ditambahkannya bahwa Korea dan jepang sudah sampai pada taraf mendisain teknologi untuk kemaslahatan manusia sedangkan masyarakat indonesia masih pada taraf pengguna teknologi Sarannya bagi mahasiswa PGSD dalam membuat modul dan buku pembelajaran di sekolah dasar perlu dikembangkan dalam pembuatan RPS dipertimbangkan berapa persen dimasukkan unsur permainan, berapa persen memasukkan unsur etika, berapa banyak unsur nilai-nilai budaya sehingga anak-anak sekolah dasar itu akan tertarik, tidak lasak dan fokus serta tertarik. Himbauannya bagi mahasiswa UQ, “bergeraklah dari sesuatu yang kita mampu atau yang kita ahli disitu, apa yang menjadi talenta kita. Itu digali terus. Pikirkan, saya akan menjadi seperti apa. Itulah sebenarnya generasi 4.0 itu. Dengan teknologi itu jadi tau sebenarnya fashion apa dan mau dikembangkan kemana. Perlu kesimbangan antara otak kiri dan kanan, sehingga dapat memaksimalkan fashion secara optimal. Tambahnya,“Jangan pernah tinggal dalam wilayah yang sama dan nyaman, karena itu sama dengan malas dan diam”. Contoh lain yang dipaparkannya adalah menteri pendidikan Indonesia sekarang adalah gojek, sebuah ide kreatif. Gojek kini telah masuk ke Malaysia. Transportasi yang dikatakan miskin tapi ternyata dapat merambah dunia. “Yakinkan diri kita, siapapun kita, bahwa saya pasti bisa’,tegasnya. Ditambahkan bahwa mahasiswa PGSD merupakan cikal bakal yang bagus untuk mendidik anak-anak sejak dini. Menumbuhkan rasa percaya diri itu yang paling penting. Harapannya ke depan, Universitas Quality dapat bekerjasama dengan Universitas di luar negeri dalam memajukan pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Pembicara berikut pada kesempatan itu adalah Rektor Universitas Quality, Prof. Dr. Erna Frida dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI) Universitas Quality, Dr. Srie Faizah Lisnasari, M.Si. Rektor memaparkan tentang hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan mahasiswa dalam menyongsong era 4,0. Selanjutnya Srie memaparkan bahwa dalam menyongsong era 4.0 ini, mahasiswa harus mampu menjaga keseimbangan otak kanan dan kiri mereka sehingga dengan demikian kesuksesan akan mudah tercapai. Diselingi dengan “Brain Gym” atau Senam otak membuat mahasiswa yang mendengarkan pemapan bertambah semangat. Ditambahkan pula bahwa telah ditemukan teknologi Neurosience, dimana gelombang otak dapat diatur sehingga permasalahan yang mungkin terjadi selama ini yang menyangkut banyak problematika dapat ditata sedemikian rupa dengan teknologi Nurofeedback. Dengan pengaturan apik dari moderator Sejahtra, M.Pd yang juga Dekan FKIP dari Universitas Quality Berastagi acara berakhir sekitar pukul 12.30 wib dan tentunya membawa semangat baru bagi mahasiswa pendengar. (Srie2502)